Rabu, 24 Desember 2008

Cinta Yang Tak Bertepi ...


Tepat hari Ibu yang lalu, saya mendapatkan ciuman selamat Hari Ibu dari kedua putri saya dan selembar kartu ucapan buatan si kecil yang diselipkan ke dalam tas kerja saya. Si kecil memang selalu penuh kejutan dan romantis.

Tapi bukan itu yang membuat saya merenung, melainkan sebuah pesan pendek yang dilayangkan partner kerjasama saya saat kami bekerjasama mengerjakan program “Terima Kasih Bunda”, isinya Ass.Wr.Wb. “Kasih Sayang Ibu tak kan berbayar oleh semua bakti dan taat kita.” Selamat Hari Ibu, Semoga Allah SWT Melimpahkan Rahmat dan Senantiasa Memuliakan Ibu. Wassalam Wr.Wb. (Dewi – Baznas)

Ketika menerima pesan pendek itu, rasanya saya menjadi “kecil” sekali. Rasanya saya belum pantas menerima ucapan dan doa seperti itu.

Seringkali ketika rasa lelah datang, rasanya ada suara dalam diri saya yang berkata, “aduh enak juga ya dulu ketika belum menikah, bisa pergi kemana saja, mau ke ujung dunia pun tidak ada yang menghalangi.”

Seringkali ketika rasa putus asa datang, si pembisik datang lagi dengan pesan yang berbeda, “aduh, kenapa ya saya menolak kesempatan itu, kalau tidak tentu saya tidak berkecimpung di dunia yang ini-ini juga.” Atau “kalau bukan saya harus mendahulukan si dua bidadari kecil itu, tentu saya bisa sekolah di sana.”

Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat pengandaian yang bernyanyi ketika rasa lelah, rasa putus asa menyerang.

Kalimat pengandaian yang jika dibandingkan dengan doa rekan saya tadi terasa sebagai batu penghalang untuk menerima rahmat yang diberikan kepada saya.

Saya membayangkan seorang Ibu yang saya temui kemarin ketika penyerahan bantuan untuk Pembangunan Rumah Pemberdayaan Perempuan, ketika dia berjuang sendiri tanpa lelah untuk mengantarkan anak-anaknya menjadi sarjana dan berhasil dalam kehidupannya, ketika dia berjuang sendiri untuk menghapuskan “Cap Perempuan Indramayu bagi para wanita di kampungnya.

Rasanya kalimat tersebut lebih tepat ditujukan kepadanya …

Lalu ?
Rasanya pelukan dan ciuman Selamat Hari Ibu dari kedua bidadari kecil saya di Hari Ibu itu lebih tepat bagi saya …

Pelukan dan Ciuman yang membawa semangat dalam menyelesaikan tugas terakhir di tahun 2008 ini.

Tidak ada komentar: