Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan berawal dari :
Semakin gelap hidup Anda,
Semakin terang cahaya Anda di dalam.
Perhatikanlah bintang di malam hari, tampak bercahaya, jika langitnya gelap.
Sedangkan lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap.
Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.
.. Gede Prama ..
Semakin gelap hidup Anda,
Semakin terang cahaya Anda di dalam.
Perhatikanlah bintang di malam hari, tampak bercahaya, jika langitnya gelap.
Sedangkan lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap.
Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.
.. Gede Prama ..
Menurut Gede Prama ada 5 pintu untuk menuju keindahan dan kebahagiaan. Pintu Pertama adalah “Berhenti Membandingkan”. Pintu kedua adalah “Memberi”, Pintu Ketiga adalah “Berawal dari Kegelapan”, Pintu Keempat adalah “Surga bukanlah Tempat melainkan adalah Rangkaian Sikap” dan Pintu Kelima adalah “Tahu Diri Kita”.
Dari kelima Pintu untuk menuju keindahan dan kebahagiaan, pintu ketigalah yang membuat saya terhenyak dan merenungi makna Berawal dari kegelapan semakin bercahayalah kita.
Benarkah saya akan menjadi lebih bercahaya ? Bukannya kulit wajah kita pada saat didera penderitaan menjadi kusam, sorot mata pun tidak memiliki jiwa ?
Pintu Ketiga bagi saya adalah Keikhlasan untuk menerima yang diberikan Tuhan kepada kita, ikhlas untuk menerima hal-hal yang tidak berkenan dengan harapan kita.
Ikhlas ketika kesusahan datang sangatlah tidak mudah. Lebih mudah mengikhlaskan kebahagiaan, kesenangan daripada kesusahan. Siapa yang ingin diterpa susah terus menerus ? Rasanya tidak ada satu orang pun di dunia ini yang ingin diterpa kesusahan, ketidakbahagiaan dalam kehidupannya.
Saya pun menghitung kesusahan-kesusahan yang saya alami, rasanya hampir semua diawali dengan pemberontakan, dengan bertanya kenapa saya diberikan kesusahan seperti ini, kenapa saya diberikan nasib seperti ini, kenapa harus saya, kenapa tidak orang lain saja. Pemberontakan yang saya tahu tidak ada gunanya karena tidak akan meringankan beban hati saya. Walaupun pemberontakan tersebut diakhiri dengan keikhlasan dan rasa Syukur bahwa saya dipilih oleh Tuhan untuk mengalami hal-hal seperti itu.
Tetapi, benarkah dengan demikian saya menjadi bercahaya ?
Jawabannya saya temukan pagi ini lewat sepucuk pesan yang dikirimkan oleh salah satu anak buah saya. Pesan yang membuat mata saya berkaca-kaca karena saya merasa tidak pernah melakukan hal yang istimewa baginya.
Ternyata apa yang disampaikan oleh Gede Prama benar-benar terbukti. Bahwa ketika kesulitan atau pun penderitaan menimpa kita, tanpa kita sadari pada saat itulah kita belajar banyak hal yang mungkin tidak kita peroleh jika kita tidak berada di titik penderitaan tersebut. Pelajaran yang tanpa saya sadari membuat diri saya bercahaya di mata anak buah saya.
Pintu-pintu lainnya telah lama saya yakini, terlebih pintu keempat, dimana Surga bukanlah tempat melainkan suatu rangkaian kehidupan dan sikap. Neraka dan Surga bukan ketika kita meninggalkan dunia ini. Neraka dan Surga ada di sini, di bumi, ketika kita hidup menjalani kehidupan ini.
Penderitaan akan menjadi Neraka jika kita tidak menerimanya dengan Ikhlas, Penderitaan akan menjadi Surga ketika kita bisa melewati jurang tersebut dengan penuh rasa syukur.
Tidak mudah untuk menerima penderitaan dengan ikhlas, saya pun hingga saat ini masih sering berdebat dengan setan dan malaikat di dalam hati saya. Saya bahkan tidak bisa menghitung siapakah yang memenangkan perdebatan itu, apakah setan lebih banyak dari malaikat atau sebaliknya. Yang saya tahu pasti hanyalah permintaan saya ketika malam menjelang, agar diberi kebesaran hati untuk menerima dengan ikhlas setiap nafas kehidupan yang diberikan kepada saya.
2 komentar:
Kurang lebih saya setuju dngan pmikiran mbak tere..
Dari kegelapanlah kita belajar dari hidup. Yah, walau saya masi muda, tp tentunya pernah merasakan yang namanya penderitaan. Tapi, jangan lupa berpikir kalo masih banyak dibawah kita yang lebih menderita dari kita. Selalu bersyukur memang kuncinya. Dari apa yang dulu guru saya ajarkan, entah lita lagi sedih, gundah, gelisah, bahagia, dan senang, kita tetap harus ingat dan ucap syukur kepada-Nya. Selalu bersyukur memang menjadi kunci dari semuanya.
Salam..:-D..
@piyudh, mudah-mudahan kita bisa selalu bersyukur. Salam ... :-)
Posting Komentar