Sabtu, 13 September 2008

Sudah Pernah Muda


Beberapa bulan yang lalu, ditengah-tengah sibuknya saya mencari cara agar bisa bekerja paruh waktu, saya bertemu dengan rekan saya jaman status kami berdua masih berstatus “single”. Pada jaman itu, walaupun masih single, dia sudah menjadi atasan saya.

Ketika kami bertemu beberapa bulan yang lalu, dia sudah menduduki posisi puncak di salah satu bank asing.

Seperti biasa, kami saling bertukar-cerita, bertukar impian yang belum terwujud dan apalagi selain rasa frustasi kami terhadap beberapa hal. Salah satunya tentang perbedaan generasi, tentang anak-anak jaman sekarang. Maklum, anak buah kami berdua umurnya terpaut antara 15 – 20 tahun dengan usia kami sekarang.

Ada beberapa hal yang membuat kami terheran-heran dengan daya juang mereka, dengan cara mereka mengerjakan pekerjaan, tanggung-jawab mereka, dan cara pandang mereka ketika memecahkan suatu permasalahan.

Ketika rekan saya itu mengajukan rasa frustasinya, saya yang tadinya merasa biasa-biasa saja dengan segala permasalahan yang terjadi dengan team saya, tiba-tiba tersadar bahwa rasa gemas saya rupanya berawal dari perbedaan tersebut.

Namun, seperti biasa, saya tetap beranggapan bahwa hal itu sebenarnya terjadi dimana saja, daya juang, mengerjakan pekerjaan, tanggung jawab, mau berapa pun umurnya pasti ada saja yang serupa.

Hingga kemarin ketika saya dan rekan-rekan sekantor sedang melakukan ”brain-storming” tentang produk yang akan diluncurkan, pihak ”agency” menyampaikan beberapa fakta menarik betapa tiap generasi mempunyai gayanya sendiri-sendiri. Tidak usah menunggu sampai puluhan atau belasan tahun, perbedaan generasi saat ini hitungannya adalah tahun bukan belas.

Perbedaan generasi tersebut tentu saja menyangkut ”life-style”, ”cara pandang terhadap kehidupan”, ”cita-cita”, dan beberapa hal lagi.

Berangkat dari diskusi kemarin sore, saya jadi ingat komentar rekan saya tentang ”anak buahnya, ”Mereka itu ketika diberitahu selalu saja ada alasannya dan tidak pernah berusaha mengerti akibatnya. Mereka pikir kita tidak tahu. Mereka lupa kalau kita pernah muda dan mereka belum pernah tua.”

Saya jadi ingat ketika kemarin saya melakukan interview untuk calon team saya, tanpa harus melihat hasil psiko-testnya, saya sudah bisa menebak bahwa anak ini kurang dalam interpersonal skillnya, hanya dari cara berjalannya, berpakaian dan berbicara. Sehingga ketika pihak HR memberitahu saya mengenai kekurangan anak itu, saya langsung berkata dalam hati, ”sudah kuduga”.

Dan saya pun teringat komentar rekan a.k.a atasan saya jaman tahun kuda itu, ”kita sudah pernah muda, mereka belum pernah tua.”

8 komentar:

nadia febina mengatakan...

tere.. iya yah?? belum pernah merhatiin tuh anak2 muda (atau tepatnya, "mudaan") sekarang kaya gimana.
Tapi ini good point loh, inget jaman dulu pas kita masih muda suka yang "hhh, mbak2 ini tua banget sih pemikirannya.. males deh." Padahal kita lupa ya, si mba2 itu juga pernah muda dan pastinya nebak jalan pikiran kita.

Hey, btw, keren deh blog indonsia nya! I've linked it to my blog ya.. :)

tere616.blogspot.com mengatakan...

Hai Nad, hehehe...bener banget. Hasil research "agency" kemarin soal gaya anak muda sekarang, benar-benar menarik lho.

Mereka ingin menjadi "tuan" atas diri mereka sendiri. Kerja di perusahaan asing ternama, bukan daya tarik utama mereka.

Keren ya ....

Thanks Nadia, I've linked yours to mine also :-)

Anonim mengatakan...

duhhhh...jadi mikir nih mbak...saya udah masuk kategori tua belum yah?...perasaan mah muda terus sih hahahahahahaha......
tapi emang bener lho mbak, anak muda jaman sekarang mah.... duhhhh susah ngomong nya....tsah kayak yg udah tua aja sih gue nih....hehe, tapi rasanya emang beda loh mbak jaman aku masih abegeh dulu dgn kelakuan anak2 sekarang...walaupun dulu juga aku gokil tapi (perasaan) gokil nya terarah deh hahahaha...gokil terarah tuh istilah darimana pula?!!!! Nyatanya mantan boss aku nggak pernah complain kok sama aku hehehe pdhl waktu itu sedang gila2 nya hahahahaha
Btw, silahkan di link mbak...and punya mbak udah aku link di blog ku...:-)

Ancilla mengatakan...

setiap generasi memang punya gaya masing-masing.

tapi jangan ampe post-power syndrome yaaa... hihihi..

Anonim mengatakan...

bener banget tuh... *baca sambil manggut-manggut*
kadang ngeliat kelakuan mereka suka mengurut dada... tapi dulu orang2 yang lebih tua dari kita waktu ngliat kita juga gitu pastinya... hehehe...

tere616.blogspot.com mengatakan...

novnov : masalahnya ya itu tadi, aku juga merasa muda terus. Tapi herannya nggak sadar kalau perbedaan umurnya sudah jauh(atau nggak mau sadar-sadar kali ya ....)habis kelakuanku juga nggak berubah, kecuali lebih kalem ..(hihihi...muji diri sendiri)

Ancilla : Ya, bener juga, tapi gw suka banget generasi sekarang, dunia jauh lebih luas dibandingkan jaman gw. Internet, Plurk, FB, Myspace, tapi ya itu tadi, juga nggak mudah hidup di dunia yang gamang itu (halah ...tua banget ya)

Caroline Sutrisno : iya, bener banget. Memang bener ya, roda selalu berputar, urusan kualat juga :-D

Lorraine mengatakan...

Hi Tere,

Mampir pertama kali disini, salam kenal.

Aku punya pengalaman yg sama sewaktu mewawancara calon pegawai baru, tanpa melihat hasil tes udah bisa menerka sipelamar. Memang itu angka plus kita yg lebih tua dari rekan2 sekerja lain. Aku pribadi ngga ada masalah dengan hal ini selama kita semua saling menghormati.

tere616.blogspot.com mengatakan...

@Lorraine : Hai, salam kenal juga. Hehehe, angka plus itu dimana-mana menyenangkan ya :-)